22.03 | Posted in
Apa yang menyebabkan cacat ?
Ketika suatu produk melewati konveyor akhir proses assembling, dan terlihat final inspektor memisahkan produk yang cacat pada basket tertentu….

Hal ini terlihat umum di banyak pabrik, saat pertama kalinya….. terlihat seperti produk yang terbuang sia-sia. Tapi lama kelamaan menjadi proses rutin yang yang dianggap wajib ada.

Bagaimanakah cacat produk dibuat
pertama kali ?
Apa yang seharusnya dilakukan untuk
mengurangi tingkat kejadiannya ?

Banyak orang merasa bahwa cacat produk dikarenakan karena produk harus memenuhi standard mutu yang ketat, sehingga mempunyai banyak faktor penyebab cacat, dan produk cacat tidak bisa dihindari.

Bagaimanapun, tanpa memperhatikan tipe produk maupun metode produksi apa yng digunakan, penyebab cacat produk adalah berlaku umum, yaitu karena adanya variasi produk.

Apa yang terjadi apabila membuat produk dengan material yang pasti sama kualitasnya, mesinnya identik serta metode kerja dan inspektor yang pastinya juga sama, serta lingkungan yang dikondisikan sama ?

Tidak perduli berapa banyak produk yang dibuat, produk tersebut pasti semuanya identik selama kelima hal diatas dipenuhi yaitu (material, mesin, methode, manusia + lingkungan).

Berarti bahwa semua produk akan sesuai (OK) atapun semua produk akan tidak sesuai (NG).

Tapi kenyataannya adalah, tidaklah bisa
mengontrol kelima hal tersebut selalu terpenuhi identik. Sehingga muncullah variasi produk. Sehingga ada produk OK ada pula produk yang NG.

Variasi di material, kondisi mesin, methode kerja, inspektor yang beda, lingkungan yang selalu berubah kesemuanya akan menimbulkan variasi yang menyebabkan cacat.

Marilah kita perhatikan plate baja yang dibending. Seluruh baja terlihat sama ukuran tebalnya. Tetapi apabila diukur secara presisi, akan berbeda ketebalannya. Bahkan didalam plate yang sama pun akan berbeda ketebalannya.

Marilah lebih jauh melihat struktur kristalnya plate baja tersebut. Akan terlihat variasi bentuk susunan kristal yang tersusun dari besi, karbon dan element lainnya. Perbedaan ini secara alamiah mempengaruhi karakteristik kualitas. Bahkan ketika di press dengan methode yang samapun, maka plate akan terbending tidak akan persis seragam, beberapa diantaranya bahkan akan menimbulkan crack.

Kemudian, apabila melihat proses machining. Cutting tools akan kehilangan ketajamannya setelah memproses sekian banyak produk, juga kondisi dari minyak pelumas, yang berubah terhadap temperatur. Dimensi produk yang bervariasi sehubungan dengan setting dan positioning cutting tool. Meskipun terlihat bahwa operasional dibawah kondisi yang yang sama, tetap saja banyak perubahan atau variasi yang terjadi dan akan memberikan pengaruh ke kualitas produk.

Sebagi contoh lainnya, adalah proses perlakuan panas. Temperatur tungku senantiasa berubah seiring perubahan voltase ( tungku listrik), ataupun perubahan tekanan gas (tungku gas). Pada tungku lokasi dekat mulut, atap , lantai atau dinding, dan di pusat tungku, material akan mempunyai perbedaan kondisi perlakuan panas. Jumlah panas yang diterima dari satu material bervariasi sesuai dengan posisi relativ material tersebut terhadap yang lain, sehingga akan mempengaruhi karakteristik kualitas seperti kekerasan produk akhir.

Karakteristik fisik pekerja & keahlian juga mempengaruhi variasi dari kualitas produk.
Ada orang tinggi & pendek, cekatan dan tidak cekatan, orang yang berotot kuat dan lemah, tangan kanan maupun kidal.

Walaupun dikondisikan dengan methode kerja yang sama pun, tetapi tetap saja mereka adalah individu yang berbeda yang mempunya variasi karakteristik pribadi yang berbeda-beda pula.
Bahkan individu yang sama pun akan menyesuaikan terhadap bagaimana tingkat kondisi kelelahannya yang berbeda-beda di sepnjang hari, sehingga akan memungkinkan untuk bisa melakukan kesalahan-kesalahan pada saat-saat tertentu.

Dalam proses pemeriksaan, ada kemungkinan berbagai variasi akan muncul sehingga mempengaruhi kualitas produk.
Jika sebuah gauge dipakai dalam pemeriksaan, variasi data bisa disebabkan oleh ketidaksesuaian gauge dan juga oleh bagaimana gauge itu digunakan.

Dalam hal inspeksi sensory seperti visual, akan muncul variasi yang berkaitan kriteria inspektor yang berbeda. Variasi dalam pemeriksaan tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap variasi kualitas produk itu sendiri, tetapi hal tersebut terkait dengan proses pengambilan keputusan apakah produk tersebut cacat atau tidak.

Cacat produk disebabkan oleh variasi, jika variasi ini direduksi, cacat produk secara pasti akan berkurang juga

Diagnosa Proses :
Meskipun penyebab dari variasi kualitas adalah tak terhitung banyaknya, tidak setiap penyebab akan berpengaruh sama terhadap kualitas.

Beberapa diantaranya berpengaruh lebih besar dibanding yang lain. Ada juga hal yang secara theoritis berpengaruh penting terhadap kualitas ternyata hanya memberikan pengaruh yang sangat kecil dikarenakan adanya kontrol proses yang benar.

Dari berbagai faktor penyebab cacat produk dapat dikategorikan kedalam dua grup, yaitu pertama : sebagian kecil penyebab tetapi memberikan pengaruh yang besar (the vital few) dan kedua : beberapa penyebab yang hanya memberikan pengaruh kecil (the trivial many).
Hal ini dikenal sebagai Prinsip Pareto

Dengan mengetahui sumber-sumber variasi, serta memakai prinsip pareto, maka pengurangan cacat produk akan menjadi lebih mudah untuk ditangani.

Yang diperlukan pertamakali adalah menemukan penyebab dominan dari cacat tersebut, kemudian menghilangkannya penyebab ini setelah jelas teridentifikasi.

Di dalam setiap proses, akan ada sedemikian banyak penyebab cacat sehingga adalah tidak mungkin untuk mengontrolnya semua.
Ada perbedaan antara beberapa tersangka yang mungkin menyebabkan cacat dan yang secara aktual memang menyebabkan cacat.

Prosedur untuk menemukan penyebab cacat dari berbagai faktor dinamakan dengan diagnosa proses.
Untuk mengurangi jumlah cacat yang terjadi, langkah yang diperlukan pertama kali adalah membuat diagnosa yang benar untuk melihat penyebab sebenarnya dari cacat tersebut.

Jika diagnosa proses tidak dilakukan dengan benar, cacat produk tak akan bisa dikurangi.
Hal ini diumpamakan dengan memberikan sejumlah resep obat-obatan ke pasien yang sakit, dengan tanpa melakukan pemeriksaan yang menyeluruh.
Mungkin secara sementara, pasien akan merasa lebih baik, tapi kemudian akan menjadi lebih sakit dibandingkan kondisi sebelumnya & bahkan bisa berakibat fatal.

Bagaimana untuk membuat diagnosa yang benar ?
Ada beberapa methode yang dapat digunakan :
Beberapa memakai intuisi, yang tergantung dengan pengalaman. Beberapa lainnya memakai analisa statistik, atau dapat juga menggunakan penelitian percobaan. Methode intuitisi seringkali digunakan disebabkan karena hal ini dapat dilakukan dengan cepat……

Kenyataanya ada sesuatu diluar kemampuan orang-orang biasa dalam hal intuisi, sehingga keahliannya menjadi patut dihargai.
Sebagaimana seorang Grand Master Catur melakukan sebuah gerakan bidak merupakan hal yang luarbiasa bila dibandingkan dengan gerakan bidak yang dilakukan oleh ratusan pemain catur amatiran.
Dalam hal ini strategi & intuisi Grand Master Catur pastilah memegang peranan menentukan dalam mengalahkan lawan.

Bagaimanapun, kesulitannya dalam mengurangi cacat adalah tidak selalu jelasnya siapakah yang sebenarnya ahli dalam hal ini.
Dalam hal catur, saran dari seorang Grand Master Catur hampir dapat dipastikan dapat dipercaya, dan pemain yang lebih kuat akan terlihat dalam pertandingan serta juaranya adalah yang bisa bertahan, ulet sehingga memenangkan pertandingan catur tersebut.

Sedangkan dalam hal progress masalah yang terlalu cepat berubah, adalah sulit untuk menemukan ahli yang kompeten bisa menangani masalah progressive tersebut.
Sebagaimana masalah cacat yang seringkali ditemukan dalam proses produksi, sedangkan pengalaman tentang masalah cacat tersebut misalnya minim/kurang, maka yang diperlukan adalah pengamatan dari situasi nyata seobyektive mungkin.
Cara statistik dari pengamatan dan penggunaan methode statistik adalah paling efektif untuk hal ini.

Methode statistik memberikan cara yang efektif untuk pengembangan teknologi baru dan kontrol kualitas di proses manufaktur.
Beberapa perusahaan manufaktur terkemuka telah menerapkan usaha yang sungguh-sungguh untuk aktif menggunakan methode statistik dan beberapa diantaranya menghabiskan lebih dari 100 jam pertahun untuk pelatihan internal .

Ketika pengetahuan dari methode statistik menjadi bagian dari perangkat seorang Quality Engineer , faktanya seseorang yang mengetahui methode statistik tersebut tidaklah sertamerta mempunyai kemampuan untuk dapat mengaplikasikannya dengan benar.
Sehingga diperlukan keterusterangan untuk mengenali kesulitan-kesulitan yang ada, dan mencoba untuk mengaplikasikan minimal untuk satu kasus yang paling perlu (mis : kritikal part) daripada mengetahui banyak theori statistika tetapi tidak pernah diaplikasikan.

Akhirnya, kita perlu untuk menekankan bahwa adalah tidak hanya pengetahuan tentang statistik itu sendiri yang dianggap penting, tetapi perilaku mental untuk menggunakannya itu sendiri adalah justru yang lebih penting.

Sumber :
Kume, Hitoshi, “Statistical Methods for Quality Improvement”, Tokyo AOTS
Category:
��

Comments

1 Response to "CACAT & FAKTOR PENYEBABNYA"

  1. suandat On 16 Mei 2016 pukul 18.54

    Tks,gan,,postingannya memberi inspirasi