23.37 | Posted in
Measurement System Analysis :
Analisa system pengukuran sehingga didapatkan hasil pengukuran yang benar-benar akurat, presisi dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Applikasi MSA
1. Kriteria penerimaan alat ukur baru.
2. Metode untuk perbandingan beberapa alat ukur / sistem pengukuran.
3. Dasar penilaian alat ukur yang diduga bermasalah.
4. Perbandingan alat ukur sebelum & setelah perbaikan.
5. Salah satu komponen dalam menghitung variasi proses, dan level yang dapat diterima untuk proses produksi

Konsep Dasar :
Variasi : Kuadrat dari standard deviasi
Standar Deviasi / Simpangan Baku "Sigma" : Ukuran penyebaran data terhadap rata – ratanya.

Total variasi yang diamati dalam pengukuran suatu produk adalah penjumlahan variasi produk itu sendiri dan variasi dari pengukuran.

Tujuan dari MSA adalah mengusahakan agar variasi pengukuran menjadi seminimal mungkin.
Dirumuskan :
Total Variasi = Variasi produk + Variasi pengukuran


MSA dapat diklasifikasikan dua, yaitu Precision & Accuracy :
1.Precision / Presisi adalah variasi part saat diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama.
2.Accuracy / Akurasi adalah perbedaan antara hasil pengukuran part dengan nilai sebenarnya dari part tersebut.

Note :
Selain itu, MSA juga dapat untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dapat mendeteksi perubahan kecil yang ada di part (discrimination).

Accuracy mempunyai 3 komponen :
1. Stability : pengukuran harus mempunyai nilai yang sama baik di “masa lalu” maupun di ”masa datang”. (TIME BASE).
2. Linearity : pengukuran memberikan pembacaan yang tepat pada rentang ukuran tertentu. (SCALE BASE).
3. Bias : perbedaan nilai rata-rata pengukuran dengan nilai sebenarnya / true value.

Precision mempunyai 2 Komponen :
1. Repeatability : variasi alat ukur yang terjadi ketika operator sama mengukur part sama, dengan alat ukur yang sama juga berulang kali.
2. Reproducibility : variasi diakibatkan oleh operator yang berbeda, mengukur part ukur yang sama dengan alat ukur yang sama.

Discrimination : Sistem pengukuran harus mampu membagi nilai terkecil dari distribusi normal (± 3 sigma) menjadi minimal 5 kategori. Mis, sebuah Caliper resolusi 0.1 mm dapat mengukur part (mis dimensi 10.0 mm ) dengan hasil : 10.1, 9.8, 9.9, 10.0, 10.2. Ditunjukkan dengan Number of Distinct Category (Min 5).

Kriteria Penerimaan Sistem Pengukuran
dilakukan dengan melakukan analisa Gauge R & R(Repeatability & Reproducibility) sehingga dapat dilihat ke PRESISI an sistem pengukuran, yaitu :
1. Dengan melihat % Study Variasi dapat dilihat variasi Repeatability & variasi Reproducibility.
2. Dengan melihat Discrimination / Number of distinct Categories dapat dilihat apakah sistem pengukuran mampu membedakan berbagai part ukur yang berbeda ukurannya.
3. Dengan melihat P value, dapat dilihat apakah ada kecenderungan interaksi antara operator dengan part yang diukur (mis. Part dengan bentuk, jenis, ukuran tertentu).

Standar Gage R & R :
A. Standard % Study Variasi (SV) :
% SV < 10 % (Gage dapat diterima).
10 % < % SV < 30 % (Gage diterima dengan persyaratan tertentu).
% SV > 30 % (Gage tidak diterima).

B. Standard Number of Distintc Categories (NDC) min 5.

C. Standard P value :
P value > 0.25 berarti tidak ada interaksi operator dengan part.
P value < 0.25 berarti ada interaksi operator dengan part.

Gauge R & R
Ada 2 methode :
1. Crossed Methode (Silang): apabila part ukur yang sudah diukur operator pertama dapat diukur ulang oleh operator kedua dst (bersifat tidak merusak), mis pengukuran dimensional dengan caliper dsb.

2. Nested Methode (Bersarang) : apabila part ukur yang sudah diukur oleh operator pertama tidak dapat dilakukan pengukuran ulang oleh operator kedua dst (bersifat merusak), mis pengukuran / pengujian tarik, broken test dsb.

Dengan memakai ANOVA (Analisa of Variance) dibantu dengan software Minitab, Gauge R & R dapat membedakan :
1. Variasi antar part.
2. Variasi antar operator/pengukur.
3. Variasi alat ukur (repeatability)
4. Interaksi operator/pengukur dengan part ukur.

Analisa Gage R & R :
Bila Repeatability nilainya terlalu besar (over value) dibandingkan Reproducibility, maka perlu dilihat :
1. Gage mungkin perlu dimaintenance.
2. Gage mungkin perlu di redesain supaya lebih rigid.
3. Clamp atau lokasi gage perlu diimprove.
Analisa Gage R & R

Bila Reproducibility nilainya terlalu besar (over value) dibanding Repeatability, maka perlu dilihat :
1. Operator training.
2. Akurasi dari prosedur pengukuran.
3. Kalibrasi gage tidak jelas.
Category:
��

Comments

4 responses to "MEASUREMENT SYSTEM ANALYSIS"

  1. Ghinanggraini ARMADA On 22 Mei 2012 pukul 07.40

    boleh tanya ga? ini sumber dari mana yah, saya butuh buat daftar pustka ni..terimakasih

     
  2. novianoviar On 9 September 2015 pukul 23.08

    Hahahaha.....

     
  3. Unknown On 2 Mei 2018 pukul 21.21

    Akan lebih mudah dimengerti lagi jika disertakan contoh perhitungannya menggunakan minitab/spss

     
  4. Unknown On 7 Januari 2020 pukul 02.11

    Sebaik nya disertakan contoh perhitungan nya